PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN

 

Kemajuan wanita adalah sebagai ukuran kemajuan suatu negeri. Kaum ibu yang dapat menggoyangkan buaian dengan tangan kirinya, dapat pula menggoyangkan dunia dengan tangan kanannya.”

( Napoleon Bonaparte )

Berbicara tentang perempuan pasti banyak hal yang ingin terungkap, mulai dari fiqih nisa’, peran perempuan, gender, sampai feminisme dan seambrek pembahasan lainnya. Bahkan sampai pada liberalisme karena ekploitasi perempuan yang semakin marak. Perempuan masuk kedalam sistem ini. Dan islam memberikan solusi dari setiap permasalahan yang ada termasuk perempuan. Dalam fokus tulisan ini lebih menitik beratkan pada pembahasan perempuan dan pendidikan.

Hak Wanita dalam Bidang Pendidikan - Kompasiana.com

Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan dalam masyarakat. Ajaran islam pada hakekatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan. Begitu pula keterkaitan antara perempuan dan pendidikan itu sendiri, sangat dekat bahkan kedua hal itu saling berkaitan erat.

Ya, perempuan dan pendidikan kalau boleh di ibaratkan bagai dua sisi mata uang. Keduanya tak dapat dipisahkan. Jika dipisahkan tak akan laku. Perempuan akan kehilangan harga diri tanpa pendidikan. Begitu juga dalam pendidikan, tak akan ada harga tanpa perempuan. Perempuan akan menurun harga diri manakala tak menjaga jati diri. Jati diri itu, yang nanti berguna menumbuhkan tunas-tunas baru harapan bangsa. Generasi yang terlahir dari perempuan pilihan di tanah air tercinta. Perempuan pilihan itu tentu terlahir dari sebuah proses pedidikan. Masalahnya, proses yang bagaimanakah itu?

Dengan pendidikan, sejatinya seorang perempuan menjadi terangkat harkat dan martabat. Sebagaimana masa kini, urusan perempuan bukan hanya berkutat dapur, sumur, kasur. Lebih jauh, perempuan juga bisa duduk sebagai anggota dewan legislatif. Atau dengan kata lain, mampu berpolitik. Namun begitu, jangan sampai kaum perempuan lupa daratan sehingga mangkir dari kodrat sebagai seorang ibu.

Jika mereka memahami betul, sesungguhnya tugas menjadi ibu adalah tugas paling mulia. Bagaimana tidak, seorang ibu merupakan peletak pondasi pertama dari pendidikan. Supaya pendidikan berikutnya hanya sekedar ‘memoles’ karena sudah di awali oleh seorang ibu. Bahkan sering kita dengar bahwa ibu adalah pendidik yang pertama dan utama. Sehingga bisa    Semua itu berkat peran serta perempuan (baca: kartini modern) tersebut. Apapun alasannya, Kartini itu tetap meluangkan waktu guna mencurahkan kasih sayang pada tunas baru generasi bangsa.

Pada akhirnya, hasil pendidikan tidak liar karena benar-benar produk anak manusia. Bukan lagi produk anak sapi seperti masa sekarang. Indikasi situasi sekarang, peserta didik lebih bengal-bengal dan susah untuk diatur.

Kebangkitan kartini (modern), atau bisa di sebut jilid dua, memang sangat di butuhkan. Mengingat keadaan pendidikan saat ini sangat dilematis. Dan 50% kalsium pendidikan di pegang penuh oleh kaum perempuan. Karena pada masanya, kaum perempuan juga pasti menjadi seorang guru. Maka, menjadi guru yang lebih baik tentu merupakan pilihan utama. Minimal bagi anak-anaknya. Belajar terus dan jangan lupa, mulai dari “Semua tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”!

Comments

Popular posts from this blog

WAWASAN NUSANTARA

PELANGGARAN HAM

PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA