AKTUALISASI PEDULI UMAT
“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
dhalim saja diantara kamu” (Q.S-Anfal:
25)
Amal Ma’ruf Nahi munkar, itulah amal tersebut. sebuah kalimat, ungkapan dan istilah yang ringan dilisan namun berat untuk
diemban.
Keshalihan kadangkala akan melenakan diri
seseorang, sehingga mereka akan merasa cukup dan aman denganya. Ia tidak peduli
dengan kondisi umat yang ada, apalagi untuk memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi Umat.
Ia hanya puas duduk-duduk di halaqah-halaqah
pengajian pojok masjid. Seolah-olah ia telah melakukan hal yang sangat besar,
padahal manusia disekitarnya kehausan akan kesejukan Islam dan Iman, kelaparan
dan menangis karna anak dan cucunya belum menelan sesuap nasi sehingga ia
merelakan duduk-duduk dipinggir-pinggir jalan tanpa sempat menimba ilmu Islam.
Akankah kita yang duduk-duduk pengajian di pojok-pojok masjid akan menutup mata
dan telinga melihat kedaan umat tersebut?
Padahal keshalihan tidaklah cukup untuk merubah
kondisi yang ada di sekitarnya. Namun, setelah seseorang mampu menshalihkan
dirinya sediri, maka diperlukan kesadaran dan kepedulian yang tinggi, yang
denganya dapat menumbuhkan kepekaan seseorang terhadap apa yang terjadi di
sekitar diri dan lingkunganya.
Tidak sedikit pula orang yang salah sangka
bahwa ia tidak akan “pernah” melaksanakan Amal Ma’ruf Nahi Munkar, karena
menganggap dirinya “benar-benar” Salih. Sebuah sangkaan yang dibuat-buat dengan
dalih:
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebajikan sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri” (Q.S.Al-Baqarah:
44).
Larangan tersebut bukan “Mencegah” seseorang
untuk mengajak orang lain berbuat baik, tetapi larangan bagi yang memadukan
keduanya, yaitu menyuruh kebaikan kepada orang lain tapi dirinya sendiri tidak
mengerjakanya. Padahal ketika kita mengaku mengikuti jejak dan kehidupan ahlak
rosullulloh, maka disan akan ditemukan kesempurnaan ahlak yang melekat pada
diri rosullulloh.
Bukankah rosululloh adalah orang yang paling
peduli terhadap umatnya? Hingga ketika malaikat maut datangpun ia tetap
mengingat umatnya?
Lalu.
Tidak malukah kita jika kita mengaku mengikuti
beliau, tapi justru melalaikan amal tersebut, yaitu amal peduli umat?
Comments
Post a Comment