PENDIDIKAN SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DAKWAH
Pendidikan dan Dakwah |
Analogi kecil, orang yang hanya
memiliki visi keduniawian menganggap manusia yang baik adalah manusia yang berguna
bagi negaranya serta taat kepada hukum atau peraturan yang berlaku. Dalam hal
ini Islam memiliki padangan yang berbeda mengenai pengertian orang baik. Di
dalam Islam tujuan pendidikan selalu bersifat religius karena manusia
diciptakan untuk mengabdi kepada Allah. Al-Qur’an menjelaskan: “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” [QS. Adz Dzaariyat 51:56]. Dengan demikian jelaslah
bahwa yang dimaksud dengan orang baik adalah orang yang menyadari kedudukan
dirinya sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk mengabdi kepada-Nya dan
menaati segala aturan-Nya. Meskipun Islam pun mengakui bahwa setiap orang juga
seyogyanya berguna bagi negara dan taat pada peraturan hukum, namun hal itu
tidak boleh terlepas dari konteks ketaatannya kepada Allah.
Untuk membentuk manusia yang baik
dengan perspektif keagamaan, perlu adanya media dakwah dalam pendidikan. Sebagai
hal dasar dakwah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang merupakan dakwah dalam
proses pendidikan, di mana upaya dakwah yang dilakukan untuk menghasilkan
manusia yang baik. Proses pendidikan yang dilakukan Nabi SAW tersebut
mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dijadikan teladan bagi umat
Islam dalam mendidik. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari dakwah Nabi
Muhammad SAW: pertama,
para guru atau da‘i hendaknya merupakan orang-orang yang terbaik akhlaqnya
karena manusia pada umumnya lebih mudah bersimpati dengan orang-orang yang suka
berbuat baik kepada orang lain. Kedua,
keyakinan sebagai unsur paling penting dalam suatu proses pendidikan karena
dengan keyakinan yang kuat seseorang dapat bersabar terhadap berbagai kesulitan
hidup. Ketiga, dakwah harus berlandaskan
ilmu yang kuat karena keyakinan akan kuat jika berlandaskan pada ‘hujjah’ yang kuat juga. Sehingga ketiga hal
tersebut benar-benar dapat menghasilkan manusia yang baik dan menjadi insan
terbaik.
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW menghasilkan insan-insan terbaik
yang pernah muncul di pentas sejarah dalam jumlah besar. Pengertian terbaik di
sini bukan semata-mata dalam arti kecerdasan intelektual, kepemimpinan,
keberanian, kekayaan, atau keberhasilan di medan perang, tetapi lebih dalam
pengertian akhlaq yang merupakan wujud dari keshalihan seorang hamba
Allah. Selain itu, beliau juga tidak sekedar menghasilkan beberapa
gelintir tokoh ternama tetapi sebuah kaum manusia beradab yang melanjutkan
prestasi besar beliau. Seperti para sahabat, tokoh dan para ulama-ulama besar
yang ada di belahan dunia yang senantiasa menyebarkan ilmu islam seperti yang
diajarkan beliau. Bahkan sejarah mencatat bahwa setelah beliau wafat
perkembangan pendidikan Islam tidaklah berhenti, justru berkembang semakin cepat karena
terdapat semangat dakwah yang kuat dalam diri para sahabat untuk menyebarkan
Islam ke seluruh dunia.
Ini adalah buah dari pendidikan Nabi
Muhammad SAW yang mampu melakukan perubahan mendasar dalam waktu yang sangat
singkat. Tidak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai sebuah revolusi
pendidikan kancah islam dan tidaklah berlebihan untuk menyebut Nabi Muhammad
SAW adalah seorang pendidik yang paling istimewa yang pernah hadir dalam
lintasan sejarah manusia. Jadi, jika dakwah diartikan sebagai seruan kepada
manusia agar beriman kepada Allah dan pada apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW, berarti tujuan yang hendak dicapai pendidikan adalah sama halnya dengan
tujuan dakwah seperti yang diajarkan Rasulullah.
Dengannya dapat diartikan bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan suatu bentuk
eksistensi dakwah.
By:
Jumaidi
Comments
Post a Comment